CREDIT CARD GENERATOR
Berhubung saya sempat menyinggung persoalan generator nomor kartu kredit, maka saya
akan menjelaskan beberapa hal. Program generator nomor kartu kredit tersebut
lebih dikenal dengan sebutan CC thred. Supaya lebih enak, saya lebih menyukai
menyebutnya CC Generator. Terkadang dalam kegiatan carding, para pelakunya
tidak hanya melakukan pencarian melalui internet, bisa saja dengan memanfaatkan
CC Generator untuk mendapatkan nomor yang baru.
Ada banyak program CC Generator yang
beredar. Hal ini bisa terjadi karena konsep kerja CC Generator tersebut adalah
menghasilkan nomor-nomor fiktif. Dimana nomor yang dihasilkan bukanlah
sederetan nomor sembarangan. Melainkan, hasil perhitungan berdasarkan
algoritma.
Terkadang nomor yang dihasilkan oleh CC Generator tersebut gagal digunakan saat
transaksi. Hal ini bisa terjadi, sebab saat ini kebanyakan merchant baik juga
toko online, tidak hanya melakukan pengecekan berdasarkan algoritma nomor kartu
kredit saja. Ada banyak hal lainnya, seperti tanggal berakhir, nama pemilik,
nomor CVV dan sebagainya.
Selain itu kemungkinan pula CC Generator
tersebut akan menghasilkan nomor yang sudah tidak aktif lagi. Katakanlah sudah
pernah keluar dulunya dan sekarang nomor tersebut sudah mati.
Sebenarnya, saya tidak begitu suka membahas tentang CC Generator ini. Lagi pula
saya lebih suka aktivitas tanpa tools. Jadi, Anda pun bisa mencoba menggunakan
generator kartu kredit hanya bermodalkan sebuah browser.
Caranya adalah dengan masuk ke situs berikut:
http://www.elfqrin.com/hacklab/pages/discard.php
Pada tampilan paling atas pada
situs tersebut, Anda bisa melakukan validitas mengenai sebuah nomor kartu
kredit.
Untuk men-generate sebuah nomor kartu kredit, pertama-tama, tentukan jenis
kartu kredit yang akan digenerate tersebut. Kemudian masukkanlah nomor kartu
kredit yang valid. Validitas sebuah kartu kredit bisa Anda coba seperti di
atas.
Misalnya, nomor yang valid tersebut adalah:
1234567890124567
Gantilah salah satu angka menjadi huruf x.
Misalnya, 1234 5678 9012 45xx, atau 1234 xxxx xxxx xxxx. Banyaknya huruf x
terserah kepada Anda. Hal ini bertujuan supaya program tersebut mengubah huruf
x tersebut menjadi angka yang sesuai. Begitu gampang bukan.
MENGAKALI CVV
Pada bagian sebelumnya,
Anda sudah bermain-main dengan angka-angka atau nomor kartu kredit itu sendiri.
Sekarang saatnya mempermainkan angka-angka atau nomor CVV. Berikut ini akan
saya jelaskan mengenai bagaimana cara yang digunakan oleh para carder untuk
mengetahui CVV dari sebuah nomor kartu kredit. Hal ini sangat penting sekali,
sebab peranan CVV sangatlah besar berhubungan dengan kartu kredit. Sebelum itu,
saya ingin menunjukkan sebuah tools yang bernama Crack CVV2. Tools ini dibuat
oleh J4mbi H4ck3r.
Misalnya saja nomor yang diisikan pada software tool
crack CVV2 adalah 5444605876165920. Nomor tersebut hanyalah contoh. Dengan
menekan tombol Generated maka akan muncul nilai CVV2 yang dicari. Nilai CVV2nya
adalah 865.
Sudah saya katakan, kebanyakan dari tools sejenis memberikan nomor CVV yang
tidak akurat. Setelah saya bandingkan hasil generate dari tool crack CVV2
tersebut dengan CVV yang asli dari kartu kredit yang saya contohkan tadi,
ternyata nomor CVVnya berbeda. Walau demikian, nomor-nomor tersebut yang
"tidak tepat", tetapi ternyata masih bisa diterima sebagai validasi.
Hal ini saya coba dengan melakukan validitas sebuah kartu kredit yang caranya
telah saya jelaskan di bagian awal tadi.
Untuk menunjukkan ketidakvalidan, nomor CVV
tersebut, sekarang saya mencoba untuk mengganti dua digit terakhir dari nomor
di atas menjadi 5444605876165925. Nomor CVV2 yang dihasilkan tetaplah sama 865.
Berhubung walau salah seperti itu, tetapi masih tetap dapat diterima oleh situs
di internet. Saya akan menunjukkan cara kerjanya.
Alasan saya mengapa saya memilih tools tersebut sebagai contoh. Hal ini karena
metode atau cara kerja yang akan saya jelaskan adalah sama. Hanya saja di sini
saya menggunakannya berdasarkan rumus, bukan sebuah program.
Cara kerja yang pertama, bagaimana cara
mengetahui bahwa jenis kartu tersebut adalah MasterCard (MasterC pada gambar).
"Ya, iyalah. Bisa ditebak."
Kan sebelumnya, Anda sudah mengetahui mengenai prefix. Nomor yang diawali
dengan angka 5 adalah MasterCard. Dan nomor yang diawali dengan angka 4 adalah
Visa. Gampang bukan.
Sekarang cara untuk mengetahui nomor CVV2. Rumusnya adalah:
Digit ke-8 Digit ke-12 (Digit ke-3 1)
Dari nomor 5444605876165920
Digit ke-8 adalah 8
Digit ke-12 adalah 6
Digit ke-3 adalah 4 1 = 5
Maka CVV2-nya adalah 865
Dari rumus tersebut terjawab sudah;
mengapa pada saat dua digit terakhir diganti nomor CVV2 tidak berubah. Hal ini
karena dalam rumus hanya menghitung digit ke-8, ke-12, dan digit ke-13.
Sedangkan digit ke-15 dan digit ke-16 tidak tersentuh.
Dibandingkan dengan tools di atas yang hanya menggunakan satu rumus saja.
Sebagai tambahan, apabila menggunakan rumus di atas, CVV-nya ditolak. Anda
masih dapat mencoba menggunakan rumus berikut: Digit ke-7 Digit ke-13 (Digit
ke-3 1).
Cara perhitungannya tetaplah sama.
Siapa tahu berhasil.
Ingat, metode tersebut hanyalah sebuah metode. Jujur saja, saya sendiri tidak
tahu rumus maupun algoritma yang benar-benar digunakan oleh lembaga finansial.
Namun, setidaknya metode di atas adalah salah satu metode yang digunakan oleh
para carder.
Buktinya, walaupun tidak sesuai
dengan nomor CVV yang asli (saya coba menggunakan kartu kredit yang asli). Saat
melakukan validitas di internet tetap dapat diterima. Walaupun rumus tersebut
tidak tepat 100% masih banyak saja toko online di internet yang mau menerima.
Jadi, walaupun "salah-salah" begitu, masih bisa digunakan.
Sekali lagi ingat, kedua rumus tersebut tidak menjami kevalidan CVV sebuah
kartu kredit. Walau demikian, masih tetap layak untuk dicoba. Iseng-iseng
berhadiah.
KONVENSIONAL CARDING
Saya akan memulai dengan teknik paling gampang yang
dilakukan seorang carder. Konvensional carding...Apalagi ini?
Konvensional carding adalah teknik
melakukan carding tanpa menggunakan komputer apalagi koneksi internet dan
tools. Hanya bermodalkan mengais tong sampah, seseorang bisa menjadi carder
yang berbahaya. Seseorang bisa menjadi carder tanpa harus memahami dunia
internet sedikit pun. Ah,masa sih? Enak banget, tidak perlu modal...
Iya bener. Terkadang banyak kertas-kertas yang berserakan bisa menjadi lahan
bagi para carder. Supaya lebih jelas, Anda ikuti saja penjelasannya.
Hampir sama dengan Social
Engineering, konvensional carding adalah dengan memanfaatkan kelalaian manusia.
Serta kejorokan seorang carder yang suka mengais-ngais tong sampah.
Iya sebenarnya, hanyalah trik saya untuk menakut-nakuti saja, supaya tidak
banyak yang menjalankan konvensional carding, karena hal ini sangat mudah
dilakukan oleh siapapun.
Anda bisa saja mendapatkan informasi kartu kredit tidak hanya dari tong sampah.
Bahkan struk belanja dari supermarket pun yang biasa dibuang sembarangan bisa
juga bermanfaat untuk melancarkan teknik konvensional carding ini.
Dari struk belanja di
supermarket (yang menggunakan pembayaran kartu kredit), Anda bisa mengetahui 3
hal berikut:
1. Jenis kartu (misalnya: VISA)
2. Nama pemilik kartu kredit tersebut.
3. Reference menunjukkan nomor kartu kredit.
Apakah Anda mengira
informasi itu hanya bersumber dari struk belanja saja? Anda salah. Pada saat
seseorang berbelanja menggunakan kartu kredit maka pemilik kartu tersebut akan
menerima sebuah struk bank (yang pertama dari toko), bukti pembelanjaan
menggunakan kartu kredit. Lihat, ada beberapa bukti pembelanjaan yang
menggunakan kartu kredit. Di sana akan selalu tertera jenis kartu apakah Visa,
Amex (American Express), dan sebagainya. Juga terdapat tanggal transaksi, nama
pemilik kartu, beserta nomor kartu kreditnya. Pada beberapa kasus ada yang
ditandatangani.
Wahai para pemilik kartu kredit,
sadarkah Anda dengan kebiasaan Anda yang membuang sembarangan bukti
pembelanjaan dengan kartu kredit suatu saat bisa merugikan Anda sendiri, maka
waspadalah!
Berhubungan dengan bukti
pembelanjaan, bagi para carder yang suka mengais tong sampah, harap sedikit
teliti. Sebab ada juga struk belanja yang merupakan kartu debit (misalnya struk
pembelanjaan dengan kartu debit BCA), dan bukannya kartu kredit. Hal ini bisa
diketahui dengan melihat jenis kartunya. Supaya lebih jelas, ciri struk belanja
yang menggunakan kartu debit, selalu mencantumkan tulisan DEBIT diiringi dengan
nomor tipe kartu dalam tulisan yang besar-besar pada bukti struk belanja,
sementara pada struk belanja yang menggunakan kartu kredit selalu tertulis di
pojok kiri atas tulisan VISA (atau jenis kartu kredit lainnya seperti, AMEX, dsb)
yang diikuti dengan nomor tipe kartu.
Apakah untuk melakukan
konvensional carding, hanya bersumber dari struk belanja saja, pada dasarnya
masih banyak sumber lainnya yang sering diabaikan oleh kebanyakan orang.
Misalnya, di sini apabila seseorang yang baru saja menerima aplikasi kartu
kredit, pada surat pengantarnya akan selalu ditampilkan nomor kartu kreditnya.
Ternyata, sejauh ini konvensional carding lebih mudah dan tidak perlu bermodal
apa-apa. Apalagi tidak harus mempelajari bahasa pemrograman, atau memahami
sistem keamanan komputer atau internet. Mudah bukan?
Biasanya, setiap bulan,
para pemilik kartu kredit akan menerima billing tagihan. Di sana juga selalu
ditampilkan data kartu kredit tersebut. Biasanya, setelah menerima billing
tagihan, maka pemilik kartu kredit akan melakukan pembayaran. Salah satu sarana
pembayaran adalah melalui ATM. Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang-orang
adalah membuang billing tagihan dan juga struk pembayaran setelah melakukan
pembayaran tersebut. Sungguh suatu tindakan ceroboh yang membahayakan diri Anda
sendiri.
SEKEDAR TIPS
Wahai pengguna kartu kredit, janganlah Anda membuang
sembarangan kertas apapun yang tertera pada nomor kartu kredit Anda, seperti
struk belanja dan sebagainya. Sebisa mungkin, potonglah sekecil mungkin sebelum
Anda membuangnya. Anda bisa menggunakan tangan, gunting dan sebagainya. Khusus
untuk korporasi, saya menyarankan untuk menggunakan Paper Shredder. Alat
tersebut berguna untuk memotong kertas-kertas yang Anda miliki, baru dibuang.
Atau lebih baik lagi, bila kertas-kertas tersebut dibakar hingga menjadi abu,
sehingga Anda tidak perlu khawatir lagi.
|